Mobil ambulance memegang peranan penting dalam kondisi darurat semisal membawa seseorang yang dalam keadaan kritis ke rumah sakit. Berbagai organisasi sera lembaga kemanusiaan pun juga punya Ambulance sendiri , tentunya pengelolaannya harus mengikuti prosedur yang baku sebagaimana telah menjadi ketentuan dalam penanganan pasien.
Kondisi ini mendapatkan perhatian Rumah Sakit Akademik Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang pada Sabtu, 4 Juni 2022 bertempat di Westlake resto mengundang Driver dan pengelola Mitra Penyelenggara Pelayanan Ambulans non Rumah sakit se DiY untuk mengikuti Sarasehan .
Dalam rangka meningkatkan komunikasi antar mitra penyelenggara pelayanan ambulans di wilayah DI, juga sebagai upaya meningkatkan pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi pengemudi/supir ambulans. Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada akan menyelenggarakan sarasehan, dengan tema “Sinergi dan Berkembang Bersama Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada” tandas Dr. dr. Darwito, S.H, Sp.B (K) Ork NIKA Direktur RSA UGM .
Peserta dalam kegiatan ini berasal 21 perwakilan ambulance dari berbagai titik Ambulan, diantaranya Ambulanmu beberapa titik, PSC 119, Mer c, Laskar sedekah, SES, dll.
Adapun materi yang disampaikan antara lain Bantuan Hidup Dasar (BHD) skema Infeksius dan sekaligus praktek, Standar Operasional Ambulans Gawat Darurat oleh Al Afik, S.Kep., M.Kep, Pusbankes 118 Daerah Istimewa Yogyakarta, Pengembangan Layanan Pre-Hospital yang lebih baik bersama RSA UGM oleh dr. Luthfi Hidayat, Sp.OT (K) Kepala Instalasi Gawat Darurat RSA UGM,
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan usaha dalam penanganan korban dengan henti jantung yang tidak terbatasnya pada respon terhadap korban tetapi penting untuk mengetahui strategi pencegahan henti jantung dengan melibatkan seluruh komponen rumah sakit. Strategi pencegahan ini penting dilakukan mengingat masih banyaknya rumah sakit yang mengalami kegagalan dalam mendeteksi dini gejala, atau bereaksi lambat dalam mencegah kejadian henti jantung. Strategi pencegahan yang baik, diikuti dengan pengenalan yang cepat dari kejadian henti jantung, aktivasi sistem emergency yang efektif, tindakan dini resusitasi jantung paru dan defibrilasi, tindakan bantuan hidup lanjut yang efektif serta penatalaksanaan post cardiac arrest secara terpadu guna menurunkan kejadian henti jantung, menurunkan morbiditas dan mortalitas, sebagaimana dilancar dari laman resmi RSA UGM.
Menurut Eko S perwakilan peserta dari ambulanMu PDM Sleman menyampaikan “ pelatihan kali ini sangat berguna bagi kami para penyelenggara ambulan non RS di Sleman, dengan bekal ini semakin memantapkan langkah kami untuk bergerak di dunia kerelawanan dan kemanusiaan”.