Khutbah Idul Adha 1443 H disampaikan oleh M. purnomo, S.Pd di lapangan Bangunkerto Turi 1443
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd
Hadirin Jama’ah Iduladha yang dimuliakan Allah Gemuruh takbir, tahmid dan tasbih sejak kemarin sore menggetarkan hati setiap jiwa yang beriman dan takut kepada Allah S.W.T. Kita patut bersyukur kehadirat Allah S.W.T., pada hari ini kita diberi kesempatan untuk menyaksikan dan merayakan hari besar Iduladha atau ‘Hari Raya Kurban’ tahun 1443 H.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Agung Muhammad 5.A. W. beserta keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya hingga akhir zaman. Tidak lupa. khatib mengajak kepada diri pribadi dan Jama’ah shalat Iduladha, marilah senantiasa kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kehadirat Allah S.W.T., dengan menjaga ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Hadirin Jama’ah shalat Iduladha yang berbahagia,
Pada hari ini, umat Islam diingatkan tentang cobaan besar yang dialami Nabi Ibrahim A.S. yang telah mengorbankan putranya yang masih kecil bernama Ismail A.5. Sosok Nabi Ibrahim A.S. yang patut dijadikan teladan dalam mematuhi perintah Allah S.W.T. dan dalam menegakkan ketauhidan di muka bumi ini. Bellau juga salah satu nabl yang menjadi favorit bagi Allah S.W.T. dan begitu dihormati oleh umat manusia di seluruh muka bumi ini.
Al-Qur’an berbicara secara luas tentang Nabi Ibrahim A.S. Bahkan nama Ibrahim A.S. telah muncul sebanyak 69 kali di 24 surat dalam al-Quran. Nama Ibrahim juga diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam al-Quran, yaitu surat ke-14. Beliau merupakan Bapak Para Nabi, karena sebanyak 19 keturunannya menjadi nabi, dari 25 nabl yang disebut dalam al-Quran. Beliau telah diberi beberapa gelar yang indah seperti: Khalilullah (kekasih Allah), disamping salah satu dari para nabi yang mempunyal gelar ulul azmi (nabi yang mempunyai ketabahan dan kegigihan yang luar biasa dalam kepribadiannya dan menjalankan dakwahnya).
Salah satu ketabahan yang luar biasa ini yaitu saat menghadapi ujian besar yang diberikan Allah S.W.T., beberapa diantaranya: Pertama, ketika Nabi Ibrahim menginjak usla 85 tahun, pernikahannya dengan Sarah belum juga dikaruniai anak.
Dengan usia yang cukup tua dan belum mendapatkan anak, Nabi Ibrahim A.S. selalu berdo’a kepada Allah S.W.T., dan doa tersebut akhimya dikabulkan Allah S.W.T., lalu diabadikan dalam al-Qur’an:
“Ya Allahl anugerahkanlah kepadaku anak yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira sebagai anak yang sabar.” (QS. as Saffat: 100-101)
Dalam sejarah kehidupan Nabi Ibrahim A.S., Istri beliau yang bernama Sarah pun kemudian memberi budak perempuannya, yaitu Siti Hajar. Beliau adalah hadiah dari fira’un kepada Nabi Ibrahim A.S. untuk dinikahi. Barulah kemudian, dari pernikahan Nabi Ibrahim dan Hajar, lahirlah Ismail. Lalu 15 tahun kemudian, lahirlah Ishak,” demikian penjelasan Al Ashbahani dalam kitabnya, ‘al-Bustan al-Jami’ li Jami’i Tawarikh ahlu al-Zamaan’.
Kedua, Ketabahan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya Ismail A.S. atas dasar wahyu Allah S.W.T.
Suatu ketika Nabi Ibrahim A.S. mengatakan kepada anaknya yang bernama Ismail bahwa Allah S.W.T. memerintahkan untuk menyembelihnya. Allah S.W.T berfirman:
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku!Sesungguhnya aku bermimpi bahwa oku menyembelihmu Moka pikirkanlah bagaimana pendopotmul” Dio (smart) menjawab, “Wahal ayahkul Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akon mendapatiku termasuk orang yang sabar “(QS, ash-Shaff 102)
Dengan penuh ketaatan, Ibrahim A.5. melaksanakan perintah Allah S.W.T. Bahkan Ismail A.S. meminta ayahnya untuk mengikatnya dengan tali dan menajamkan pisau agar tidak meronta dan kesakitan saat disembelih. Ismall jus meminta agar pakalannya diberikan kepada Siti Hajar sebagai kenang-kenangan. Sebelum penyembelihan, Ismail dan Ibrahim A.S. berpelukan penuh haru. Ibrahim pun memulal proses penyembelihan dengan menyebut nama Allah S.W.T. Ismall pun meminta ayahnya untuk menyembelihnya tanpa melihat wajahnya. Disaat yang genting itu Allah S.W.T. mengirimkan seekor domba untuk disembelih, sebagai pengganti Nabi Ismail A.S. Dalam hal ini Allah S.W.T. berfirman dalam al-Qur’an surat Ash-Shaffat ayat 107 yang artinya, “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” Hadirin Jama’ah shalat Iduladha yang berbahagia,
Kisah tentang cobaan besar Nabi Ibrahim A.S. adalah kisah yang menarik dan ada banyak pelajaran yang dapat lambil darinya, dua diantaranya:
Umat Islam di seluruh dunia pada tanggal 10 Dzulhijjah mengunjungi Rumah Allah untuk haji dan umat Islam di seluruh dunia melakukan shalat id bersama-sama di tanah lapang dan di masjid, disusul melakukan aktivitas menyembelih seekor domba, kambing atau seekor unta untuk mengenang pengorbanan besar Nabi Ibrahim A.S. Allah S.W.T. Ingin melatih kita untuk mengikuti jalan Nabi Ibrahim A.S. yang rela mempersembahkan kepada Allah S.W.T. harta tersayangnya berupa putranya Ismall A.S. Maka saat kita mengorbankan seekor hewan pada hari ini, Ingatlah bahwa kita sebenarnya mengorbankan hal yang paling kita sayangi dalam hidup kita. Bagi yang mampu tetaplah berkurban karena hukumnya sunnah muakkad. Dalam kitab Ahkam Al-Udhiyyah wa Al-‘Aqiqah wa At Tadzkiyah, Imam Syafi’i menyatakan, “Aku tidaklah memberi keringanan untuk meninggalkan berkurban bagi orang yang mampu menunaikannya.” Jadi yang mampu tiap tahun untuk berkurban, sisihkanlah harta untuk berkurban.
Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah S.W.T pada harl besar Iduladha ini semoga Dia memberikan kita taufik untuk mengikuti jalan Nabi Ibrahim A.S. dan semoga Allah S.W.T. juga menerima setlap amalan yang berkurban di tahun ini. Bagl yang belum berkurban, semoga di tahun berikutnya Allah S.W.T. memberikan taufik untuk berkurban. Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin.