Pasar Tradisional dimana dalam kegiatannya proses transaksinya dilakukan secara tradisional, yaitu penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan tawar-menawar harga suatu barang/ jasa secara langsung. Interaksi antar sesama sangat erat terjadi disini.
Produk utama yang dijual di pasar ini adalah kebutuhan rumah tangga, misalnya bahan-bahan mentah untuk makanan. Transaksi jual-beli di pasar ini melalui proses tawar menawar harga barang antara pembeli dan penjual. Harga barang-barang yang dijual di pasar ini biasanya relatif murah dan sangat terjangkau.
Disisi lain pasar tradisional dihadapkan dengan pasar modern maupun pasar online yang kian merebak. Hal ini adalah tantangan untuk bisa tetap bertahan baik pengelola pasar maupun para pedagang yang berada didalamnya.
Sebagai upaya untuk meningkatkan daya tarik masyarakat agar datang dan berbelanja di pasar Jangkang ,Widodomartani Ngemplak Sleman yang tergabung dalam Paguyuban Sumber Rizqi pasar Jangkang Melakukan kegiatan rutin menggunakan busana adat Jawa di setiap Minggu Wage.
Menurut Rumit Anggono ketua paguyban kepada Buletinsleman.Com “ berbagai inovasi kami lakukan untuk menarik kunjungan masyarakat untuk terus berbelanja ke pasar Jangkang , selain itu juga sebagai bentuk Nguri-uri budaya Jawa”.
Paguyuban pasar juga akan menjadikan pasar Jangkang sebagai pasar kuliner tradisional dengan menonjolkan makanan khas selain jajanan pasar tentu ada yang spesifik seperti parem Wonolelo,apem Wonolelo,sego pecel sambel gepeng bu carik.
Hal ini menjadikan pasar tradisional menjadi lebih disukai oleh masyarakat dengan mengawinkan pasar tradisional dengan konsep wisata kuliner lokalyang dikemas dengan standar higieniscita rasa lezat dan tampilan sajian yang apik.
Agenda ke depan pada Minggu Wage 21 Agustus 2022 diagendakan disamping berbusana adat juga akan ada doorprize bagi pedagang maupun pengunjung dengan menggandeng kerjasama Dinas maupun dan rekanan.
Harapannya dengan berkunjung ke pasar tradisional menjadi satu hal yang menarik dengan berbagai sajian dan suasana tradisi yang ngangeni disamping juga agar pasar sebagai pusat “ekonomi kerakyatan” bisa terus hidup ditengah kehidupan masyarakat.