Kamis 25 Agustus 2022 dengan mengambil tempat di Kopi Njongke Sendangadi Mlati , Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menggelar acara FGD III Interkoneksi Destinasi di Kapanewon Tempel sebagai mendongkrak pengembangan wisata di Kabupaten Sleman.
Aris Herbandang, S.IP , M.T. kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan, Pariwisata dapat diartikan sebagai lokomotif pada sektor ekonomi. Dengan adanya Tempat Pariwisata yang dikelola dengan baik maka akan terbentuk pengembangan ekonomi masyarakat. Terlebih kini ekomoni masyarakat sudah kembali aktif.
Dalam kesempatan ini hadir perwakilan Kapanewon Tempel dan perwakilan kalurahan se Tempel yang aktif dalam proses diskusi tersebut dengan dua pembicara menyampaikan paparannya sebagai pemantik diskusi.
Menurut Endang Dwi Wardani dari Caritra ‘ karakteristik Kapanewon Tempel sendiri memiliki sumberdaya ekowisata yang berorientasi pada kegiatan Gunung Merapi dan aktivitasnya Fungsi kota Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah Kabupaten Sleman, menjadi wilayah dengan fungsi khusus/wilayah penyangga (buffer zone) dan menjadi pendukung dan batas perkembangan kota di tinjau dari Kota Yogyakarta.
Zonasi Tematik wisata di kapanewon Tempel sendiri bisa digolongkan dalam 3 jenis yakni Wisata minat khusus, Pendukung aktivitas wisata dan Wisata Sejarah dan budaya dengan mengangkat isu strategis berupa penyediaan sarana prasarana untuk mengoptimalkan potensi alam dan budaya serta pengembangan wisata lokal untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kualitas SDM.
Berbagai potensi diantaranya adalah kesenian yang tumbuh dan berkembang di Tempel diantaranya Ketoprak terdapat di Desa Pondokrejo dan Desa Banyurejo. Organisasi yang tertua adalah PS Subur, alamatnya di Plambengan Desa Banyurejo, berdiri pada tahun 1962. – Kuda Lumping Terdapat di Desa Banyurejo, organisasi yang tertua adalah Santi Handoko Mudo, berdiri pada tahun 1989. Jatilan Terdapat di Margosono Desa Tambakrejo, organisasinya Turonggo Sakti, berdiri pada tahun 1985. – Karawitan Terdapat di Gaten Desa Sumberejo dan di Mandan Desa Banyurejo. – Slawatan Terdapat di Gadingan Desa Sumberejo dan di Karanggawang Desa Mororejo. – Kuntulan Terdapat di Semampir Desa Tambakrejo, organisasinya Kuntulan Semampir, berdiri pada tahun 1972.
Sementara Sinergi Visi Utama consultan memaparkan “ dari Sebaran Destinasi Wisata di Kapanewon Tempel Destinasi wisata yang ada di Kapanewon Tempel sebagian besar berada di kawasan tepi Kali Krasak dan Kali Progo, dengan daya tarik utama berupa wisata kuliner, taman bermain anak, dan wisata sungai.”.
Kondisi aksesibilitas internal dan eksternal destinasi wisata di Kapanewon Tempel dalam kondisi yang baik. Seluruh destinasi terhubung dengan jaringan pergerakan yang baik. Kapanewon Tempel berada di jalur perhubungan utama. Ke depan, keberadaan Exit Toll Banyurejo akan semakin meningkatkan kondisi aksesibilitas eksternal destinasi wisata di Kapanewon Tempel.
Arahan strategi bagi pengembangan interkoneksi antar destinasi di Kapanewon Tempel difokuskan pada upaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada sehingga pelaku wisata di Kapanewon Tempel dapat menangkap peluang yang ada.
Dengan Visi Pengembangan destinasi wisata di Kapanewon Tempel yang terintegrasi dan berdaya ungkit berbasis daya tarik lansekap pedesaan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka bisa dibagi dalam tiga zona yakni;
Zona 1 (Tempel Bagian Selatan) Destinasi Wisata: Watu Jagal, Buk Renteng, Makam Habib Ahmad Bafaqih, Pasar Jadoel Lembah Si Cangkring Usulan Tema Pengembangan: Retro-Tourism, Wellness Tourism Tema pengembangan destinasi wisata pada area ini berfokus pada keunggulan elemen soundscape dan viewscape yang bersumber dari keberadaan aliran Kali Progo dan Kali Krasak. Penguatan daya tarik wisata berupa peningkatan kualitas fasilitas pendukung wisata, khususnya pada destinasi Watu Jagal dan Lembah Si Cangkring, serta penciptaan event tahunan.
Zona 2 (Tempel Bagian Tengah) Destinasi Wisata: Kopi Sormindi, Taman Murdoningrat, Lembah Krasak Jlapan, Bondaru Usulan Tema Pengembangan: Wisata Kuliner, Outbond Activity Tema pengembangan yang diusulkan pada area ini adalah wisata kuliner, dengan produk wisata berupa kuliner khas pedesaan, serta lokasi untuk outbond activity. Penguatan ciri khas produk kuliner diperlukan untuk pengembangan destinasi pada area ini, di samping penguatan kapasitas pengelolaan untuk aktivitas outbond dan river tubing.
Zona 3 (Tempel Bagian Utara) Destinasi Wisata: Das Miring Kromodangsan, Grojogan Watu Purbo, wisata Klengkeng Ngamboh, Warung Ijo Mbak Prih, Pepes Nila Mbah Jalal, sate Karto Moro Seneng, Desa Wisata Trumpon Usulan Tema Pengembangan: Rural Tourism, Alternatif MICE Dengan pasar wisatawan yang relatif lebih mapan dibandingkan destinasi lain, maka pengembangan destinasi pada zona ini difokuskan untuk memperpanjang length of stay wisatawan. Pengembangan destinasi wisata dengan konsep rural tourism dan alternatif lokasi untuk aktivitas MICE diusulkan untuk menjadi tema pengembangan destinasi pada area ini.
Menurut salah satu peserta FGD Anwar Ihsani SE dari perwakilan kalurahan Margorejo kepada Arief Hartanto dari Buletinsleman.Com menandaskan bahwa “ rencana adanya exit Tol yang ada di wilayah Tempel, harus dimanfaatkan dengan sektor pariwisata sebagai andalan”.
Masyarakat harus sadar menjadi Pelaku Wisata jangan hanya menjadi penonton saja. Sektor pariwisata Kreatif harus dikembangkan terlebih Media Sosial yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan wisata.