• Sel. Des 10th, 2024

Syawalan dan Halal Bil Halal (PRM), (PRA), dan AMM Wonokerto II Turi

Turi, Buletinsleman.Com

Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), Pimpinan Ranting Aisyiyah (PC

RA), dan AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) Wonokerto II menggelar acara Syawalan dan Halal Bil Halal pada hari Sabtu, 4 Mei 2024 pada waktu ba’da Isya di Masjid As Sholeh Dusun Garongan Kembang, Wonokerto, Turi, Sleman.

Acara tersebut dihadiri H. Muhammad Isnawan, SE., MPH. selaku perwakilan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Yogyakarta.

Dihadiri ratusan jama’ah yang berasal dari Mushola Al Hidayah Ledok Garongan Timur, Masjid As Sholeh Pusung, Masjid Al Huda Pojok, dan Mushola Al Hidaya Projayan, acara tersebut berlangsung dengan lancar dan kepanitian kegiatan sangat rapih yang pelaksanaannya dilakukan sepenuhnya oleh seluruh AMM Wonokerto II.

Menurut Anton Kurniawan,S.Farm., Apt. selaku Pembina/penggerak AMM dan juga Sekertaris PRM Wonokerto II, “ keterlibatan langsung pemuda-pemudi dalam acara tersebut sangat penting dikarenakan selain mendidik kader muda-mudi Muhammadiyah, masih banyak program-program PRM dan PRA Wonokerto II yang membutuhkan kepiawaian dan kelincahan generasi milenial untuk menunjang operasional maupun menghidupkan semangat muda saat Ramadhan di bulan berikutnya”.

Acara tersebut dibuka oleh dua pembawa acara yaitu sdr. Tofa dan Triatmojo yang terlihat piawai di depan publik karena pemuda tersebut saat Ramadhan maupun di hari-hari biasa sudah terbiasa membawakan kultum di mushola maupun masjid.

Acara diawali dengan Sambutan oleh Drs. Suwanto selaku perwakilan PRM Muhammadiyah Wonokerto II, dilanjutkan pembacaan tilawah ayat suci Alquran QS. Ali ‘imran 133 dari AMM Wonokerto II pula.

Muhammad Isnawan, SE., MPH. berpesan kepada jamaah untuk terus menjaga keistiqomahan untuk terus beribadah bukan hanya di bulan Ramadhan saja akan tetapi juga di bulan-bulan berikutnya. “ Menurutnya, Istiqomah dengan bilangan yang sedikit namun stabil itu lebih baik daripada hanya sekali dengen bilangan banyak namun tak nampak lagi atau berhenti” imbuhnya.

Pengalamannya sebagai direktur di RS. PKU Yogyakarta berpesan jika kita mengkalkulasikan nikmat kesehatan, tentunya Allah SWT telah berfirman secara berulang-ulang dalam surat Ar Rahman:

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.

  1.  Ayat ini diulang 31x di dalam surat tersebut dengan maksud sindiran Allah SWT kepada kita untuk bisa bersyukur atas nikmat yang tidak terhitung tersebut.

Jika nikmat kesehatan dianalogikan selayaknya pasien yang sakit dan membutuhkan Oksigen (O2) beserta perawatan secara intensif di ICU, maka apabila pasien membutuhkan biaya perawatan rata-rata Rp 500.000 perhari termasuk kebutuhan Oksigen, maka pengeluaran per bulannya sudah mencapai Rp15.000.000.

Pertanyaannya berapa nominalnya jika kita diberi hidup selama 60 tahun? Tanya beliau kepada jamaah. Artinya, apabila kita diberikan kesehatan dan nikmat atas gratisnya Oksigen (O2) Allah SWT, cara yang terbaik bagi kita adalah mensyukurinya.

Bentuk Syukur itu harus kita wujudkan dengan bentuk amal sholeh diantaranya melakukan ibadah-ibadah wajib dan meningkatkan ibadah sunnah seperti puasa sunnah Syawal 6 hari, Senin dan Kamis, Daud, Ayyamul Bidh, dan Puasa 10 Assyura.

Bentuk ibadah lainnya juga harus kita pelihara seperti pentingnya sholat berjamaah dan mengajak kebaikan dimulai dari lingkungan terkecil yaitu lingkungan keluarga.

Secara rasional, Ustad H. Muhammad Isnawan menegaskan jika kita sebagai umat Muslim menginginkan surga, maka mulai sekarang harus dipersiapkan. Selain menjelaskan pentingnya ibadah-ibadah tersebut, kita harus cerdas dalam menjalankannya.

Artinya, butuh ilmu untuk mengetahui tatacara ataupun Fiqih dalam sholat, berpuasa, dan amalan-amalan lainnya agar ibadah kitab isa optimal dan tidak rugi waktu dan tenaga. Sebagai contoh, bacaan Basmallah sendiri jika dihitung pahalanya berjumlah 180, sangat rugi apabila kita melafalkannya dalam kondisi munfarid (sendiri).

Di sinilah pentingnya sholat berjamaah di masjid yang pahalanya lebih banyak daripada sholat sendirian di rumah. Imbuhnya, terlebih lagi apabila surat yang dibaca dalam sholatnya Panjang maka berlipat-lipat pula pahala amalan sholat berjamaah kita.

Pengajian tersebut berjalan dengan lancar meskipun jumlah peserta melebihi kapasitas masjid yang sudah disediakan. Panitia mengantisipasinya dengan menyediakan tenda tambahan apabila terjadi luapan peserta atau situasi hujan.

Menurut Drs. Suwanto, Masjid ini inshaAllah akan direnovasi secepatnya di bulan ini karena selain dapat menampung jamaah gabungan yang lebih banyak dari Garongan Ledok, Pojok, dan Projayan dalam acara serupa, kita juga berupaya memaksimalkan untuk dapat memfasilitasi bukan hanya jamah kita sendiri saja, namun juga jamaah musafir ataupun kunjungan wisatawan dari Desa Wisata Garongan misalnya yang ingin mengikuti sholat jumat di masjid As Sholeh Garongan atau kajian Minggu Pagi yang dihadiri jamaah se Wonokerto.

Syawalan dan halal bil halal yang pada hakikatnya adalah menjalin silaturahmi sesama muslim, sebagai bentuk ibadah “hablu minannas” sudah selayaknya kita harus pula berkomunikasi untuk mentransfer semangat ibadah-ibadah kepada muslim yang lain. Inilah esensi kepengurusan PRM/PRA Wonokerto II beserta Ortomnya untuk berkiprah lebih intensif dalam upaya peningkatan pelayanan jamaah masjid melalui program-programnya.

Seluruh pengurus PRM dan PCA, beserta ortomnya saat ini ingin terus melakukan meningkatkan pelayanan terhadap jamaah khususnya di lingkup Wonokerto II bukan hanya sebatas acara seremonial seperti pengajian akbar, namun kita memfasilitasi pula sebagai contoh dalam pelaksanaan qurban, yaitu dengan program Tabungan Qurban.

Dengan program tersebut jamaah bisa melakukan perencanaan qurban 1(satu) tahun sebelumnya dengan cara menabung setiap bulannya dengan nominal yang sudah ditetapkan. Hasil Tabungan Qurban tersebut kemudian diakumulasikan dan digabungkan dengan sohibul qurban lainnya untuk memenuhi pembelian hewan Qurban.

Menurut Arwan Arifin, selaku pengurus PRM Wonokerto II yang puluhan tahun berkecimpung dalam pelaksanaan program-program PRM dan kegiatan masjid, evaluasi setelah pelaksanaan program itu penting bagi kami sebagai bentuk perbaikan yang terus-menerus untuk menyempurnakan dalam kegiatan berikutnya. Kaderisasi AMM ini juga perlu dilibatkan karena membawa dampak positif yang signifikan atas kelancaran pelaksanaan kegiatan PRM/PRA Wonokerto II. Dengan begitu semangat “fastabiqul qairat” bisa kita tanamkan pada pemuda-pemudi untuk lebih terarah.

Sebagaimana disampaikan H. Ahmad Khaorudin MBA kepada Arief Hartanto.

 

 

 

 

 

 873 total views,  1 views today

Tinggalkan Balasan